Ada perasaan yang memaksaku menumpahkan amarah dalam satu ruang, Kala kata tak mungkin ungkap segala, aku tumpahkan air ini untuk merendam sedu. Ada perasaan yang memaksaku dobrak jalan yang buntu, Kala ego adalah namanya, aku muak dengan ego. Kala tlah dibuang sia-sia, dimana martabatku. Ada perasaan yang memaksaku menempuh jalan yang baru, yang asing itu, tapi aku bukanlah bunglon, tak mahir beradaptasi. Ada perasaan yang memaksaku bertanya pada malam-malam yang ku lewatkan berdua, rindukah kamu pada kami, malam? Rindukah kamu padaku, Lara? Ada perasaan yang tidur dijiwaku semalam, memaksa tinggal untuk menyiksa, Akulah kalingga yang mengemis bebasmu. Ada rasa takut yang bergelora dalam diri, turbulens mengocok perutku hebat, doa tak henti ku panjat demi selamat, semoga sampai tujuan. Biar perjalanan ini menjadi ruangku untuk bebas sejenak, kabur dari kontradiksiku yang lucu bukan kepalang, dan jiwa yang memaksa mendobrak jalan-jalan buntu sinting itu.
Aku fikir Sempurna yang kamu puja itu sama, sama-sama belum pernah ku sentuh, sama-sama tak bisa ku lihat, entah itu apa, kamu bertanya diantara keduanya, bertanya keberadaan dan mengapa kamu percaya kepada Sang Pencipta. Kamu fikir doa yang selalu kamu ulang 5 kali sehari itu tak berguna, tak kunjung tiba, seperti berbicara pada udara yang bergerak disundul rotasi bumi. Kamu tengok jati diri yang menempel dari dahi hingga jempol kaki "ini aku atau pemberian mamaku?". Serapah yang kamu bual, aku tetap percaya Satu.
Dunia semakin fana, tegasku. Mana mungkin 203 Bulan hidupku dapat ku ulang saat bermain dibelai hujan lebih menyenangkan dari berlindung dibalik jendela. Maka ku hargai 203 Bulan hidupku sebagaimana kamu hargai satu butir nasi untuk Jelata. Pagiku kian berharga setiap harinya, Malamku tak kalah huru. Sesal juga tak pernah mengetuk pintu kamar, yakinku ini pelajaran, mereka pelajaran. Anganku menjadi puncak Everest. Puncak yang tak mungkin kamu tiba, kecuali berusaha, waktu untuk mendaki, kadang mereka jatuh terselengkat buaian untuk usai, karena terlalu jauh, bosan, kadung tak berhasrat atau disusul mereka yang lebih baik darinya. Apapun alasannya aku tetap menunggu yang pertama menancap bendera dengan bangga. Ini Everest bukan Puncak Cisarua. Hidup di Saat
Hidup berarti bernyawa merasa dan sadar tak cemas masa lalu atau khawatir masa depan Hidup di Saat berarti kejadian tempat berpijak dan ekspresi manusia yang kompulsif Hidup di Saat tak akan terulang sedetik pergi kusebut memori Hidup di Saat akan dirindukan masa yang datang tangis, pahit kau telan Hidup di Saat terbaik menetap sisanya eksplorasi tak perlu sesal pasti terjadi Hidup di Saat jangan lupa daratan dan kulit kacangmu semesta dan Tuhan i don’t know if my trust issues come from people leaving
or if it’s the other way around but i guess it doesn’t matter whether the chicken or the egg came first when they’re both always going to be here. someone once told me ‘one day you’re going to fall and no one’s going to catch you because you didn’t let them,’ but now he’s gone too so i guess he was right. i’ve learned to expect the worst and people just keep proving me right. everyone who comes with wolf teeth gets exactly the kind of girl they want to leave in ruins. everyone who comes with good intentions ends up leaving because i have trouble telling good intentions and loaded guns apart. i know i am carrying too much around but too many times i have laid it down on broken glass people who crumbled and disappeared. sometimes it’s just easier to sink and bring no one down with you You, are not the one i used to fell in love with. You don't do impingement. Nor excite your feelings through the lights and liquors and girls. I'm sad, i feel so damn sad, i swear i cry at night. Its like the lunatic world has changed into someone ive never recognized before. And i feel like im falling out love. Pelipur Lara, tetap bahagia. This has to end now, i'm coming to my own home.
Aku mending mendaki gunung turun ke lembah
Dari pada tidur jam 2 diam dirumah 5:54, Tebet
Tulisanku kali ini bukan untuk Pujangga Barisan kata ini adalah Aku Suara gumam hati yang tak terdengar Maka ku tulis agar terbaca Udara sore hari ini banyak monoksida Pantas aja, aku ditengah padat Jakarta Kemerlap lampu jalanan buatku tenang Bukan cuma aku yang terjebak di jalan Kata Ibu, Jangan sia-siakan hal berharga Kalau enggan disimpan Jadikan pelajaran Mudah? |
this is where i escape. Archives
March 2016
Categories |